Kamis, 12 Februari 2015

Aremanita Ini Ingin Jadi Ahli Gizi Arema

Wearemania.net - Sebuah mimpi mulia coba dilambungkan tinggi ke angkasa oleh Ardisya Fajarningtyas. Aremanita Surabaya ini ingin menjadi ahli gizi yang bekerja untuk skuat Arema, klub kebanggaannya.

Setidaknya, gadis 23 tahun ini punya modal yang bagus untuk menjadi seorang ahli gizi sebuah klub sepakbola. Tiga tahun silam, Aremanita kelahiran 22 Januari 1992 ini telah menyelesaikan pendidikan D3 di jurusan Gizi Poltekkes Kemenkes Malang.

Saat ini, sehari-hari Aremanita yang mengaku sebagai pengidola Sunarto ini hidup di tanah rival, Surabaya. Disya, sapaan akrabnya, bekerja di sebuah rumah sakit swasta di kandang Persebaya sebagai konsultan gizi.

"Sebenarnya awalnya dulu tidak diizinkan oleh orang tua. Tapi namanya juga ingin mencari pengalaman di luar kota, sekalian untuk belajar hidup mandiri," tutur Disya saat ditemui WEAREMANIA di rumahnya di kawasan Bumiayu, Malang.
  Seperti kota besar pada umumnya, hidup di Surabaya butuh perjuangan keras bagi seorang Aremanita seperti Disya. Namun cap sebagai "rival abadi" Bonekmania selaku penguasa kota, tak membuat gadis yang juga mengaku sebagai Milanisti ini gentar.

Ya, rekan-rekan kerjanya memang kebanyakan merupakan pendukung setia Persebaya yang terlanjur berlabelkan "musuh besar" Aremania. Tak jarang Disya mendapatkan bully secara verbal dari mereka di tempat kerja.

"Pernah waktu nobar (nonton bareng) semifinal ISL 2014 kemarin saat Arema kalah dari Persib Bandung, banyak teman saya Bonek yang pastinya mendukung Persib (sebagai solidaritas kepada sahabatnya, Viking) pada mencemooh saya," aku sulung empat bersaudara ini.

Namun demikian, alumni SMA Negeri 2 Malang ini belum pernah mendapatkan intimidasi secara fisik dari para Bonek. Menurutnya, pandai menjaga sikap, sopan, dan santun menjadi kunci utama sukses mencari penghidupan di tanah rival.

  Tinggal jauh di kota pahlawan tak membuat Disya lupa pada lima huruf kesayangannya, Arema. Puluhan kilometer jarak Surabaya - Malang selalu ditempuhnya kala Arema melakoni laga kandang di Stadion Kanjuruhan Malang.

Seperti di ISL musim lalu, dari seluruh laga kandang, gadis penyuka bakso ini hanya absen dua kali datang ke stadion. Tribun VIP hampir pasti menjadi tempat pilihannya dalam mendukung Arema berlaga.

"Sebenarnya saya suka juga di tribun ekonomi, tapi dulu pernah punya pengalaman buruk. Handphone saya jadi korban copet, jadi agak malas ke ekonomi lagi. Apalagi kalau musim hujan, atau pas nonton bareng teman-teman sesama Aremanita," ujar pemilik rambut ikal ini.

Sebagai bukti loyalitasnya, tiga laga Arema di babak penyisihan Grup B SCM Cup 2015 pun dihadirinya. Bahkan di laga kedua, saat menjamu Persela Lamongan (20/1), Disya sempat berpacu dengan waktu menggunakan sepeda motornya dari Surabaya.

FIKSI: I Love You, Capt!!

Wearemania.net - Sore ini suasana Stadion Gelora Sriwijaya Palembang masih seterik kemarin saat aku melakukan liputan sesi uji lapangan tim Arema dan Persib Bandung yang nanti malam akan bertanding di final Inter Island Cup. Seharusnya terik itu bisa sedikit diteduhkan oleh senyum gadis yang saat ini duduk di sebelahku, di tribun media. Sayang, saat ini paras manisnya tertutup oleh mendung yang bergelayut di mukanya.
Kupandangi terus gadis yang tatapannya tak lepas dari para pemain Persib yang sedang melakukan pemanasan di sisi lapangan sebelah utara. Matanya terus mengikuti sesosok pemain Maung Bandung bernomor 10.
"Mai, sudahlah jangan dilihatin terus," sapaku singkat, namun tak membuyarkan lekat tatapan hangatnya pada pria yang kupastikan hingga saat ini masih tersimpan indah dalam memori gadis itu.
"Move on Mai," sapaku lagi, kali ini sambil mencoba menyenggol bahu mungilnya. Namun gadis yang kupanggil Mai itu tak bergeming.
"Aku masih gak percaya," gumamnya pelan. "Loyalitasnya tergadaikan!!"
Kukernyitkan dahi, mencoba mencerna sepatah dua patah kata yang digumamkannya. Otakkku langsung tertuju pada semusim lalu, saat di mana pria pemilik nomor 10 itu masih sering kuwawancarai. Ya, semusim lalu kuingat dia mengemban ban kapten tim Arema U-21.
Aku sadar, aku pun yakin bahwa ucapan si Mai bukan hanya sebatas kekecewaan sebagai seorang fans kepada bintang idolanya. Yang aku tahu, ada kisah kasih di antara mereka berdua, dulu. Setidaknya itu yang pernah kudengar dari cerita Mamanya.
*******
Suatu siang, saat tak sengaja aku mampir ke rumah si Mai, ketika gadis itu masih berada di kampusnya, Mamanya menemuiku. Beliau banyak cerita tentang hubungan putrinya dengan si kapten, maksudnya mantan kapten tim Arema U-21 itu.
"Kadang saya bingung juga sama kedua anak itu. Saya tahu kalau si Mai masih sayang sama dia, bagitu juga mantannya itu. Tapi keduanya saling gengsi dengan prinsip dan ego masing-masing," ungkap Mama Mai.
Wanita paruh baya itu tak tahu jika putri cantiknya dan mantan yang diomongkannya itu bisa kenal dekat karena aku. Ya, sebenarnya itu hanya usahaku untuk balas budi pada si kapten yang karenanya aku jadi dekat dengan seorang gadis yang kemudian menjadi kekasihku dan saat ini telah menjadi masa laluku.
"Yang saya tahu si Mai itu berusaha membenci mantannya itu, tapi semakin dia berusaha membencinya maka dia akan semakin kangen. Itu kenapa sampai saat ini dia belum bisa membuka hatinya untuk cinta lain," kata-kata Mama Mai sejenak mengecilkan harapanku.
*******
Sentuhan tangan di pundak menyadarkanku dari lamunan. Tanpa kusadari seluruh pemain kedua kesebelasan yang akan bertanding malam ini telah masuk kembali ke ruang ganti. Sesi pemanasan telah usai.
"Nih DSP dari Pengawas Pertandingan," ujar Mai lembut sambil menyerahkan selembar Daftar Susunan Pemain Arema vs Persib Bandung.
Kuambil lembaran putih itu dan kubaca. Ada nama Sulaiman Budi Hermansyah di starting lineup Persib malam ini. Ya, playmaker muda eks kapten Arema U-21 yang disebut Mai sebagai pengkhianat tersebut.
"Main juga dia rupanya," kata Mai sambil melirik DSP di tanganku. Wajahnya masih sedatar yang tadi. Aku hanya membalasnya dengan seutas senyuman.
"Seharusnya namanya ada di lineup tim Arema ya," ujarku sejurus kemudian. Kerdipan mata si Mai seolah menyetujui kalimatku barusan.
Yang kutahu memang demikian. Dalam sebuah wawancara semusim silam, Sulaiman pernah bercerita tentang mimpi besarnya menjadi pemain Arema kelak. Tak heran, karena memang Arema tim yang difavoritkannya sejak kecil. Bahkan untuk mewujudkan mimpinya itu, dia merintis karir sepakbola sejak di Akademi Arema.
Namun, kebijakan manajemen tim kebanggaannya itu justru yang menghancurkan mimpi besarnya!!
*******
Sore ini adalah latihan perdana tim Arema usai menjalani libur panjang kompetisi. Liputanku jadi menarik karena selain rasa penasaran melihat siapa-siapa saja pemain lawas yang dipertahankan, juga soal pemain anyar yang bargabung musim ini. Namun bukan hanya itu yang membuatku penasaran.
Aku ingin membuktikan janji manajemen musim lalu yang akan menaikkelaskan dua sampai tiga pemain Arema U-21 ke tim senior. Pikirku tak jauh-jauh, pasti salah satunya adalah si kapten, Sulaiman. Tapi, ternyata pemain 21 tahun itu tak ada dalam skuat senior yang sore ini berlatih di sebuah lapangan futsal.
"Iya Sam, aku gak masuk dalam proyeksi tim senior, padahal sudah dijanjikan sejak dua musim terakhir ini," terang Sulaiman sepekan kemudian.
"Terus rencanamu selanjutnya?" tanyaku singkat. Hening sejenak.
"Gak tahu Sam. Mungkin aku tetap akan bertahan di Malang, setidaknya sampai ada klub yang mau menampungku," jawabnya.
*******
Rasa penasaranku pada kisah kasih Mai dengan si mantan kapten Arema U-21 itu membuncah. Tanpa sadar bibirku mengeluarkan pertanyaan pada gadis berkaus biru bertuliskan Aremanita yang masih setia duduk di sebelahku itu, "Kok bisa sih dia memilih menyeberang ke Bandung, dan meninggalkan gadis yang sangat mencintainya ini?"
Sejenak Mai terhenyak. Tatapan tajamnya kini beralih tertuju ke kedua bola mataku. Tersirat keengganan menjawab pertanyaanku yang membangkitkan kenangannya bersama sang mantan.
Sebenarnya, tanpa dijawab pun aku sudah tahu alasannya pergi meninggalkan Malang, Arema dan juga Mai.
"Aku gak mau pacaran dulu Sam. Masih banyak tanggungan, harus menghidupi Ibu, apalagi Bapak sudah sakit-sakitan, adik-adik juga butuh biaya sekolah," jawab Sulaiman kala kutanya soal hubungannya dengan Mai, sesaat sebelum dirinya memutuskan pergi ke Bandung.
"Gak kasihan sama Mai? Bukannya kamu sayang banget sama dia?" tandasku. Tapi tak ada respon dari Sulaiman.
Gelegar suara MC pertandingan yang membacakan Daftar Susunan Pemain menggunakan sound sistem lagi-lagi membuyarkan lamunanku. Saat nama Sulaiman Budi Hermansyah disebut, sekilas kulihat mimik wajah Mai yang masih duduk di sebelahku tampak bercampur aduk antara benci dan rindu. Ya, dia rindu masa-masa kebersamaan dengan mantannya itu, tapi dia benci karena sama sekali tak tahu alasan kenapa Sulaiman meninggalkannya begitu saja tanpa ada kata putus atau sekedar berpamitan.
Tapi aku juga paham loyalitas dan cintanya berbenturan dengan pengabdiannya pada keluarga yang dicintainya. Dan itu yang tak dipahami, atau lebih tepatnya gak diketahui oleh Mai sebagai orang yang sebenarnya sangat menyayanginya.
Mendadak udara malam Palembang berubah menjadi dingin dan kering. Kulepas jaketku dan kusangkutkan di kedua bahu Mai. Gadis berbibir mungil itu kembali terhenyak.
"Aduh, gak usah Sam," ujarnya seraya menepis uluran tanganku. "Pakai saja, aku biasa seperti ini kalau di stadion".
"Gak. Lebih baik aku yang kedinginan daripada gadis yang kusayangi yang kedinginan," jawabku singkat. Mai kembali terhenyak, seolah tak menyangka aku bakal berkata demikian.
"Aku memang belum bisa menggantikan sosoknya di hatimu, tapi tolong jangan tolak niat baikku untuk mengobati rasa sakit hatimu," ucapku lirih sambil kembali memakaikan jaket di badan Mai seiring peluit wasit tanda kick off babak pertama final Inter Island Cup antara Arema vs Persib Bandung malam ini.
TAMAT

Rabu, 11 Februari 2015

Dua Tato Gratis Untuk Arema Dewata

Wearemania.net - Ada cara berbeda yang dilakukan oleh Arema Dewata dalam merayakan momen Arema juara di tiga ajang pra-musim. Seperti yang dilakukan pemilik VOX Barbershop n Tattoo yang membuka tato gratis untuk Aremania.

Rumah tato yang terletak di Jalan Pulau Bangka Nomor 12 Pedungan, Denpasar, Bali ini langsung diserbu Aremania usai final Inter Island Cup (1/2). Namun hanya dua orang Aremania saja yang beruntung tubuhnya mendapat rajah logo Arema Dewata gratis.

Adalah Yunus dan Agung, dua orang Arema Dewata yang beruntung mendapatkan kesempatan tersebut. Keduanya mengaku senang karena bisa mengekspresikan kecintaannya pada Arema dengan menghiasi tubuh mereka dengan tato.

"Free tattoo ini merupakan salah satu bentuk loyalitas kami sebagai Aremania kepada klub kebanggaan kami Arema yang baru saja menjadi juara turnamen pra-musim," ujar Resza, tattooist yang mengerjakan dua free tattoo untuk Arema Dewata tersebut.

Aremania asal Tidar yang telah lama merantau di Pulau Dewata ini berpesan agar seluruh Aremania di tanah rantau untuk senantiasa menjaga kekompakan. Meski tak selalu bisa mendukung Arema langsung di stadion namun mereka juga punya loyalitas yang tanpa batas.

2015_02_04_tatto-arema_dewata-5vmvk

Ngintip Sinamnya Aremanita Kediri di Kanjuruhan

Wearemania.net - Lahir di Kediri tak serta merta membuat Silvi Atgi Septina menjadi suporter Persik Kediri. Dara 22 tahun ini justru membaptis dirinya menjadi seorang Aremanita.

Silvi, panggilan akrab ongis sinam satu ini, mengaku belum lama menyukai Arema. Kegilaannya pada Arema bisa dibilang tidak disengaja.

"Saya senang melihat permainan Arema di lapangan, juga Aremania-nya yang kompak mendukung di tribun," ungkap Silvi kepada WEAREMANIA.
aremanita

Bagi Silvi, setiap aksi Aremania menjadi daya tarik tersendiri. Apalagi begitu gadis lulusan Stikes Pemkab Jombang ini dapat kesempatan menonton langsung ke Stadion Kanjuruhan.

Laga Arema menjamu Barito Putera di Indonesia Super League (ISL) 2012-2013 (1/9) menjadi momen perdananya menginjakkan kaki di tribun 4 Kanjuruhan. Rasa takjub langsung membius otaknya kala itu.

"Amazing, pertama sama temanku disuruh tutup mata, naik ke tangga lalu sampai ujung tangga disuruh buka mata pelan-pelan. Saya hanya terdiam melihat begitu banyak suporter bernyanyi, sampai saya merinding," imbuhnya.



Sebagai Aremanita, Silvi juga punya harapan untuk klub kebanggaannya, juga untuk sesama suporter. Pendek kata, pengidola Juan Revi ini ingin Arema kembali mengangkat trofi juara di musim ini.

Menurut gadis yang memiliki hobi fotografi ini, titel juara akan membuat Arema bisa lebih menjadi kebanggaan suporter. Sebab, prestasi menjadi salah satu daya tarik sebuah klub.

"Untuk Aremania dan Aremanita, tetap jaga kekompakan, jangan mudah terpancing emosi, kita satu tujuan untuk Arema," pungkas calon bidan tersebut.

Aremania Jabodetabek Gagas Deklarasi Suporter Damai

Wearemania.net - Aremania dari kawasan Jabodetabek dan sekitarnya berkumpul di Lapangan Jatake Tangerang, Rabu (17/12). Mereka tengah merencanakan agenda pertemuan yang lebih besar lagi dalam rangka deklarasi suporter damai.
Acara yang dihelat mulai pukul 19.00 WIB itu berlangsung sederhana namun penuh kekeluargaan. Bahkan, perwakilan Aremania dari berebagai korwil turut berpartisipasi dalam pertemuan itu.
"Kami Aremania mengagendakan bersatunya seluruh elemen suporter di Indonesia, khususnya yang berada di DKI Jakarta dan sekitarnya," ujar Irul, perwakilan Aremania Bogor Bersatu (ABB) yang turut hadir.
Agenda deklarasi suporter damai itu sendiri digagas oleh Anto Baret dkk selaku sesepuh Arema Batavia. Rencananya deklarasi tersebut bakal digeber pada bulan Maret tahun depan.
"Tujuannya untuk mempererat tali silaturahmi dan persaudaraan suporter di Tangerang dan sekitarnya pada umumnya, serta Aremania khususnya," imbuh Joni, salah seorang pengurus ADGB (Arema Djakarta Generasi Biru).



aremania jabodetabek

Berikut ini perwakilan Aremania yang hadir.
Sam Anto baret (sesepuh Arema Batavia)
Sam Harie Pandiono (Duta Aremania)
Sam Viky (film DBA)
Ebes Solikin Tanah Abang (Sesepuh Arema Jakarta)
Ebes Sudarmadji Tangerang
Ebes Budi Tangerang
Ebes Widodo Serang
Ebes Eko Hygam Tangerang
Arema Netnab Raya
Arema Tangerang
Arema Djakarta Generasi Biru
Arema BSD
Aremania Kota Baja Cilegon
Arema Bulungan
Arema Hygam Tangerang
Arema Bekasi
Arema Cikarang
Arema Batavia Manggarai
Arema Cengkareng
Aremania wilayah Tangerang dan sekitarnya.
Berikut ini elemen suporter di Tangerang yang turut hadir.
Benteng Viola
Pasoepati
Paser bumi
Snex
Slemania
Lanus Batavia
Kiriman Khoirul Rohman Aremania Bogor Bogor Bersatu

Panpel Arema Siapkan Ruang Kesehatan Untuk Suporter

Wearemania.net - Panpel Arema berupaya meningkatkan pelayanan terhadap suporter yang mendukung langsung tim kebanggaannya di tribun Stadion Kanjuruhan. Salah satunya dengan mengupayakan adanya ruang medis khusus Aremania.

"Selain lampu dan drainase lapangan, untuk musim ini Panpel juga menyiapkan ruang medis baru untuk pemain dan suporter," terang Ketua Panpel Arema, Abdul Haris kepada WEAREMANIA.
Ruang medis untuk pemain dipersiapkan sekaligus sebagai tempat untuk melakukan tes doping. Hal itu menurut Haris sudah sesuai dengan standar yang diberlakukan oleh FIFA.

Sementara ruang medis untuk suporter dibuat karena belajar dari kendala tim medis di musim-musim sebelumnya. Mereka sering kesulitan dalam mengevakuasi ketika ada Aremania yang mengalami masalah medis di tribun.

"Kita juga menyiapkan Pintu C dengan menyekat lorongnya menjadi ruang medis untuk suporter. Jadi kalau ada suporter yang jatuh atau pingsan kita tidak lagi kesulitan untuk mengevakuasi," pungkasnya.